Perseus
Perseus adalah suami Andromeda dan merupakan pendiri kota Mikenai (atau Mikene) dan dinasti Perseid. Dia adalah salah satu pahlawan dari generasi awal. Perseus terkenal atas petualangannya dalam membunuh Medusa dan menyelamatkan Andromeda dari monster Ketos. berikut adalah rangkaian petualangannya:
Di kerajaan Argos terdapat seorang putri yang bernama Danae, Ia adalah putri dari Akrisios raja Argos. Suatu hari, disebabkan rasa kecewa atas kesialannya karena tidak memiliki seorangpun cucu, ia berkonsultasi dengan Orakel Delphi. Namun hasil konsultasinya sangat mengejutkan. Orakel meramalkan bahwa anak dari Danae (cucu Akrisios) akan membunuhnya suatu hari nanti. Danae saat itu masih belum memiliki anak, dan untuk menjaganya tetap begitu, Akrisios memenjarakannya di di menara perunggu.
Suatu hari Zeus mendatangi Danae dalam bentuk pancuran air dan menghamilinya. Dari hubungan tersebut lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Perseus.
Akrisios kaget ketika tahu bahwa putrinya melahirkan anak dari Zeus. Akrisios ingin membunuh anak itu tetapi takut memicu kemarahan dewa-dewa karena membunuh Keturunan Zeus dan Putri kandungnya sendiri, akhirnya menemukan suatu cara. Akrisios memutuskan untuk memasukkan Danae dan Perseus ke dalam sebuah peti kayu dan membuangnya ke laut.
Peti itu terdampar di Pulau Serifos, tempat mereka diangkat dan diselamatkan oleh seorang nelayan bernama Diktis, yang kemudian membesarkan Perseus hingga dewasa. Diktis adalah saudara dari Polidektes, raja Pulau Serifos.
Lama kelamaan, Polidektes jatuh cinta pada Danae. Namun Perseus sudah tumbuh besar dan selalu menjaga ibunya dari paksaan Polidektes sehingga Polidektes menyusun sebuah rencana untuk menjauhkan Perseus dari Danae.
Ketika suatu hari Polidektes berusaha mendekati ibunya, Perseus kembali melarang Polidektes. Akhirnya Polidektes berkata bahwa ia akan menikahi seorang gadis sangat menyukai kuda. Polidektes pun menginginkan semua orang untuk memberikan hadiah yang sesuai kepada mempelainya. Polidektes lalu bertanya pada Perseus, "Apa yang akan kau berikan sebagai hadiah? Sepasukan Kuda? Kereta kuda? atau mungkin sekotak perhiasan?"
Perseus menjawab bahwa dia tak punya apa-apa. Polidektes pun menyebut Perseus sebagai orang miskin yang malas. Marah karena dhina seperti itu, Perseus menyatakan bahwa dia bisa membawakan benda apapun yang diinginkan oleh Polidektes.
"Baiklah!!" Kata Polidektes, "Bawakan kepala Medusa untukku!"
Perseus menyanggupi permintaan Polidektes dan segera berangkat mencari Medusa.
Medusa adalah seorang monster yang memiliki rambut ular dan tatapan matanya akan mengubah mahkluk apapun menjadi batu. Medusa merupakan salah satu dari tiga Gorgon.
Setelah menerima tugas itu, untuk waktu yang lama Perseus berkelana tanpa tujuan dan tanpa harapan untuk menemukan tempat tinggal para Gorgon. Ditengah keputusasaannya, tiba-tiba dia didatangi oleh dewi Athena. Sang dewi membertahunya bahwa para nimfa utara akan memberikannya alat-alat untuk membunuh Medusa dan hanya para Graiai yang mengetahui tempat para nimfa.
Para Graiai adalah tiga orang perempuan tua yang hanya memiliki satu bola mata dan satu gigi yang mereka pakai bergantian. Perseus merebut mata mereka dan menanyakan tempat para nimfa. Setelah diberitahu, Perseus mengembalikan mata mereka. Perseus pergi ke tempat para nimfa. Di sana, para nimfa meminjamkannya kantung kibisis untuk menyimpan kepala Medusa, pedang dari Zeus, sandal bersayap dari Hermes, dan helm kegelapan dari Hades. Athena juga meminjamkannya perisai cermin. Setelah mendapat berbagai senjata, Perseus pun memakai sandal bersayap dan terbang menuju sarang para Grogon.
Sesampainya disana, Perseus mengenakan helm kegelapan dan menjadi tak terlihat, karena medusa memiliki dua orang saudari yang sama ganas, sehingga ia tidak mau wujudnya diketahui dan akhirnya dikejar oleh dua Gorgon yang lain. Perseus masuk dan berjalan mundur ke arah para Gorgon (Stheno, Euriale dan Medusa) yang sedang tertidur. Ia melihat wujud para Gorgon tersebut melalui perisai cermin yang diberikan oleh Athena. Perseus mendekati Medusa dan langsung memotong kepala Medusa dengan pedangnya. Perseus lalu memasukkan kepala Medusa ke dalam kantung kibisis, dan bergegas pergi dari sarang para Grogon menggunakan sandal bersayap Hermes. Sementara dari tubuh Medusa yang tanpa kepala terlahirlah Pegasus dan Khrisaor.
Dua Gorgon lainnya terbangun karena lahirnya Pegasus dan Khrisaor, namun tidak dapat menemukan keberadaan orang yang membunuh Medusa.
Dalam perjalanan pulang ke Serifos, Perseus mengalami banyak petualangan, di anataranya dia melihat Atlas yang sedang memikul langit. Perseus merasa kasihan dan menunjukan padanya kepala Medusa sehingga Atlas berubah menjadi batu dan tak lagi merasa letih.
Perseus terbang dengan cepat ke arah selatan, Esok harinya, ia terbang melintasi Gurun di Libya, beberapa tetes darah medusa jatuh ke pasir dan munculah sekumpulan ular berbisa di gurun itu. Perseus melanjutkan perjalanannya dan melihat sebuah patung yang dirantai pada batu karang. Setelah diamati, ternyata itu bukanlah patung melainkan seorang perempuan. Perseus mendekati perempuan itu dan bertanya kenapa dia dirantai di tengah laut.
Gadis itu pun bercerita. Dia adalah Andromeda, Putri dari Kefeus dan Kassiopia. Kassiopia pernah menyombongkan bahwa putrinya lebih cantik dari para Nereid, putri-putri Poseidon. Para Nereid mendengarnya dan melaporkan hal tersebut pada ayah mereka. Sang ayah pun marah dan mengirimkan bencana serta seekor monster laut yang bernama Ketos ke kerajaan yang dipimpin oleh Kefeus.
Ketika Kefeus berkonsultasi pada Orakel, ia diberitahu bahwa satu-satunya harapan adalah dengan mengorbankan puterinya sendiri kepada Ketos. Akhirnya Kefeus pun melakukannya, Ia merantai putrinya di sebuah batu karang dan membiarkannya agar dimakan oleh Ketos.
Selesai ia bercerita, tiba-tiba dari laut munculah seekor monster yang sangat besar. Perseus bertarung dengan monster itu. Perseus menggunakan kepala Medusa dan monster itu pun berubah menjadi batu. Perseus lalu menghancurkannya dengan pedangnya. Perseus membebaskan Andromeda dan memabawanya pada ayahnya, raja Kefeus, untuk meminta izin menikahi Andromeda.
Kefeus menggelar pesta untuk Perseus dan Andromeda. Namun pesta itu diganggu oleh Finius yang dulu dijanjikan oleh Kefeus untuk dinikahkan dengan Adromeda. Perselisihan pun terjadi antara pendukung Finius dengan pendukung Perseus.
Untuk menghentikan semua ini, Perseus pun mengeluarkan kepala Medusa. Namun dia terlebih dahulu menyuruh teman-temannya untuk menutup mata mereka sehingga Finius dan para pendukungnyalah yang menjadi batu.
Perseus dan Andromeda kemudian menikah dan memiliki anak bernama Perses. Perseus lalu pergi bersama Andromeda menuju Serifos sementara Perses ditinggal untuk mewarisi tahta dari Kefeus.
Bersama Andromeda, Perseus kembali ke Serifos dan mengetahui bahwa ibunya dan Diktis sedang bersembunyi di kuil karena Polidektes berusaha menikahi paksa ibunya. Perseus marah atas perbuatan Polidektes selama dia pergi. Perseus lalu menitipkan Andromeda pada ibunya dan bergegas menuju istana Polidektes.
Di istana, Polidektes dan anak buahnya tidak mempercayai bahwa Perseus telah berhasil membunuh Medusa. Mereka malah menertawainya. Perseus lalu mengeluarkan kepala Medusa dan mengubah Polidektes beserta anak buahnya menjadi batu.
Setelah itu Perseus merasa tak lagi membutuhkan kepala Medusa, maka dia memberikan kepala itu pada dewi Athena, yang memasangnya di tengah-tengah Aegis. Tidak lupa Perseus juga mengembalikan semua peralatan yang dia pinjam.
Perseus bersama Andromeda tinggal sebentar di Serifos sebelum akhirnya Perseus memutuskan untuk kembali ke Argos, tempat keluarganya berada. Sementara Diktis didaulat menjadi raja Serifos.
Perseus lalu memutuskan untuk kembali ke Argos menemui kakeknya. Sementara sang kakek, Akrisios, tentu saja ketakutan mengetahui bahwa cucunya masih hidup padahal perseus tentu saja sama sekali tidak berniat membunuh kakeknya itu. Akriosios pun kabur ke Larissa di Thessali, dan Perseus mengikutinya.
Sementara itu Teutamides, raja Larissa, mengadakan upacara pemakaman ayahnya. Dalam upacara itu, diselenggarakan perlombaan olahraga. Perseus ikut serta dalam kontes lempar cakram. Ketika Perseus melempar cakramnya, cakram tersebut secara tidak sengaja menghantam kepala seorang pria tua, yang ternyata adalah Akrisios, dengan demikian ramalan telah terlaksana. Perseus sangat berduka karena telah membunuh kakeknya sendiri.
Perseus sebenarnya berhak atas tahta Argos. Namun dia merasa malu atas pembunuhan yang dilakukannya pada kakeknya. Akhirnya Perseus menukarkan kerajaan Argos dengan kerajaan Tirins yang dipimpin oleh pamannya, Megapenthes, maka Perseus pun menjadi raja Tirins.
Pada masa pemerintahannya, Perseus mendirikan kota baru yang dia sebut Mikene. Kota ini pada masa selanjutnya bahkan menjadi lebih kuat daripada Tirins.
Andromeda memberikan Perseus seorang putri dan lima orang putra. Setelah Perseus dan Andromeda meninggal, para dewa menempatkan mereka di angkasa sebagai rasi bintang. Orang tua Andromeda juga dijadikan rasi bintang.
Salah satu keturunan Perseus yang terkenal adalah Herakles.
Bellerofon
Bellerofon dalah putra raja Galukos dan Eurinome. Pada suatu hari, tanpa sengaja Bellerofon membunuh saudaranya sendiri, Deliades. Karena hal ini Bellerofon pergi ke Argos untuk disucikan oleh raja Proetus. Setibanya disana ternyata istri Proetus, Anteia, jatuh cinta kepada Bellerofon. Namun Bellerofon tidah menanggapi cinta dari Anteia. Sebagai balasannya, Anteia mengatakan kepada suaminya bahwa Bellerofon ingin memperkosannya. Karena masalah ini Proetus marah kepada Bellerofon namun Proetus tidak bisa meluapkan amarahnya dan membunuh Bellerofon, hal ini dikarenakan Bellerofon telah makan dimejanya dan ia tidak mungkin menyakitinya. Walaupun demikian Proetus tetap ingin membunuhnya. Kemudian ia menyuruh Bellerofon untuk mengantar surat kepada raja Iobates di Likia. Ketika ia tiba di Likia, raja Iobates menyambuatnya dengan pesta sembilan hari sembilan malam sebelum meminta Bellerofon menyerahkan susrat dari Proetus. Setelah raja Likia membacanya ternyata isi surat tesebut adalah keinginan Proetus agar Bellerofon dihukum mati.
Raja Iobates tidak mau membunuh Bellerofon dengan alasan yang sama seperti Proetus, karena Bellerofon telah makan di mejanya dan bila ia membunuhnya maka Zeus pasti akan murka. Lalu raja Iobates menyuruh Bellerofon untuk membunuh Khimaira. Iobates berpikir Bellerofon pasti akan mati karena Khimaira adalah moster mengerikan. Khimaira adalah makhluk yang berbadan singa namun memiliki tiga kepala, yaitu singa, kambing, dan ular. Selain itu, Khimaira dapat bergerak dengan cepat, nafasnya mengeluarkan api, dan selama ini tak terkalahkan. Bellerofon menyanggupi tugas itu dan berangkat mencari Khimaira.
Bellerofon terlebih dahulu meminta nasehat dari peramal Poleidos. Sang peramal memberitahunya bahwa dia membutuhkan Pegasus untuk mengalahkan Khimaira. Poleidos lalu menyuruhnya untuk mendatangi kuil Athena dan tidur disana, karena para dewa sering berbicara pada manusia melalui mimpi. Bellerofon pergi menuju kuil athena dan tidur di altar sang dewi pelindung kota Athena tersebut. Bellerofon merasa Athena berdiri di depannya dan membawa sesuatu yang berkilau seperti emas. Athena berkata, “Kau sedang tidur? Tidak, bangunlah aku membawakan yang kau butuhkan untuk menjinakkan kuda itu.” Setelah itu Bellerofon pun terbangun namun ia tidak menemukan sang dewi, yang ia temukan hanyalah sebuah tali kekang yang terbuat dari emas. Setelah itu ia pun keluar dari kuil dan menemukan Pegasus sedang minum dimata air Pirene. Bellerofon mendekati dan berhasil menjinakan Pegasus. Kemudian ia pun memasangkan tali kekang pemberian Athena pada Pegasus. Bellerofon melompat ke punggung Pegasus dan sekarang ia siap menghadapi Khimaira.
Bellerofon menemukan sebuah blok timah yang kemudian dipasang pada ujung tombaknya. Ketika berhadapan dengan Khimaira. Sang khimaira menyemburkan apinya pada Bellerofon, yang melakukan manuver-manuver dengan Pegasusnya supaya tidak terkena api Khimaira. Bellerofon pertama-tama menyerang Khimaira dengan panahnya dari jarak jauh. Lalu Bellerofon terbang mendekati Khimaira dan menusuk mulutnya dengan tombaknya. Khimaira menyemburkan apinya yang malah membuat blok timah itu meleleh menyumbat tengorokan Khimaira. Sang Khimaira pun tercekik dan mati.
Bellerofon kembali kepada Iobates dengan selamat sehingga Iobates harus memikirkan cara lain untuk membunuhnya. Maka Iobates mengirmnya untuk mengalahkan kaum Solimi dan bangsa Amazon. Dengan menunggangi Pegasus, Bellerofon lagi-lagi berhasil melaksanakan tugas itu. Bellerofon lalu diperintahkan untuk mengalahkan bajak laut dari Karia yang bernama Kheirmarrhos. Bellerofon mengalahkannya dengan meleparkan batu dari atas. Raja Iobates kemudian menyuruh para pengawalnya untuk membunuh Bellerofon. Pada saat terdesak, Bellerofon memohon bantuan sang dewa laut Poseidon, dan Poseidon pun mengirimkan banjir. Iobates akhirnya menyerah dan lebih memilih untuk menjadi sahabat Bellerofon. Iobates bahkan memberikan putrinya, Filone, untuk dinikahi oleh Bellerofonn. Iobates juga memberikan setangah istananya kepada Bellerofon.
Namun seiring ketenarannya yang tumbuh pesat, kesombongannya pun ikut bertambah. Bellerofon merasa bahwa ia sudah setara dengan para dewa maka ia pun pergi menunggangi Pegasus menuju Gunung Olimpus. Ia percaya bahwa ia akan mendapat tempat yang sama dengan para dewa. Zeus marah atas kelancangan Bellerofon dan mengirim serangga untuk menyegat Pegasus. Akibat sengatan serangga itu, Pegasus mengamuk sampai akhirnya Bellerofon terjatuh ke bumi dan menjadi buta dan pincang. Setelah peristiwa Bellerofon hidup sendirian dan menderita sampai mati.
Pegasus sendiri meneruskan perjalanannya ke Gunung Olimpus. Di sana, Pegasus dijadikan sebagai kuda pembawa petir Zeus.
Oidipus
Laios menjadi raja Thebes setelah kematian Amfion atau Zethos. Dia menkahi Iokaste, putri Menoikeus.
Suatu hari Laios mengunjungi Pelops, raja Pisa. Pelops memiliki seorang anak haram bernama Khrisippos dari nimfa Astiokhe atau Aksiokhe. Khrisippos adalah pemuda yang sangat tampan sehingga Laios pun jadi jatuh cinta. Laios mengajak Khrisippos berlatih mengendarai kereta perang lalu menculiknya. Laios membawa pemuda itu dan memperkosanya dengan penuh nafsu. Malu karena telah diperkosa, Khrisippos pun bunuh diri dengan pedangnay sendiri. Khrisippos adalah putra kesayangan Pelops, jadi Pelops sangat marah atas tindakan Laios. Akhirnya Pelops mengutuk Laios dan keturunan-keturunannya.
Sebuah ramalan dari Orakel Delphi memperingatkan Laios untuk tidak memiliki anak, karena sang anak nantinya akan membunuh ayahnnya dan menikahi ibunya sendiri. Sang raja, dalam pengaruh anggur yang memabukkan, mengabaikan ramalan tersebut dan tetap menyetubuhi istrinya. Iokaste hamil dan melahirkan seorang putra. Setelah itu barulah sang raja mengingat ramalan tersebut.
Laios mengikat kaki bayinya dan menyuruh seorang pelayan untuk membuang bayi itu di Gunung Kitheron. Namun sang pelayan kasihan pada bayi itu dan malah memberikannya pada gembala dari Korinthos.
Bayi itu akhirnya diadopsi oleh raja Korinthos, Polibos, dan permaisurinya, Periiboia. Permaisuri mengobati pergelangan kaki sang bayi dan menamakannya Oidipus, yang berarti "Si Kaki Bengkak".
Oidipus dibesarkan sebagaimana anak kandung oleh raja Polibos dan permaisuri Peirioboia. Ia tumbuh menjadi seorang pemberani yang menimbukan iri hati pada kawan-kawannya. Mereka meniupkan keraguan pada diri Oidipus, bahwa ia bukan anak kandung Polibos. Oidipus menanyakan kebenaran isu tersebut pada orang tuanya, namun tak menemukan jawaban.
Ia kemudian pergi ke Delphi untuk menyelidiki isu tersebut. Peramal di Delphi hanya menasehatinya untuk tidak kembali ke tanah asalnya karena ia akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Jawaban samar-samar itu disimpulkan sendiri oleh Oidipus bahwa ia benar-benar anak kandung Polibos dan Peirioboia. Menurut Oidipus, ia tidak seharusnya kembali ke Korinthos.
Dalam perjalanan dari Delphi, ia berpapasan dengan raja Laios. Dalam papasan di jalan sempit tersebut, pengawal raja Laios, Polifontes, menyuruh Oidipus untuk memberi jalan untuk raja. Oidipus menolak. Pengawal raja marah lalu membunuh kuda Oidipus, yang malah membuat Oidipus menewaskannya. Oidipus lalu menyeret Laios dari keretanya dan membunuhnya. Dengan demikian sesuai ramalan bahwa Oidipus membunuh ayahnya sendiri.
Kreon, kakak dari Iokaste, permasuri raja Laios, untuk sementara memegang tahta Thebes. Saat itu Thebes diresahkan oleh kehadiran mahluk Sphinx. Mahluk berkepala perempuan, bertubuh singa, dan bersayap itu bertengger di gunung Fikium dan membunuh setiap warga Thebes yang tidak bisa menebak teka-tekinya, juga mengancam tidak akan meninggalkan negara tersebut sebelum ada yang mampu memecahkan teka-teki itu. Teka-tekinya adalah:
“Apakah yang pada pagi hari menggunakan empat kaki, pada tengah hari menggunakan dua kaki dan pada senja hari menggunakan tiga kaki?”
Kreon mengumumkan sayembara bahwa barang siapa yang mampu memecahkan teka-teki Sphinx, akan diberikan tahta Thebes sekaligus dinikahkan dengan janda dari raja Laios, Iokaste.
Mendengar sayembara tersebut, Oidipus datang ke Thebes. Pemuda gagah berani dan cerdas itu menemui Sphinx dan menjawab teka-teki itu. Jawaban Oidipus adalah: manusia. Ketika masih kecil, manusia merangkak menggunakan sepasang kaki dan sepasang tangan, ketika ia dewasa, ia tegak dengan dua kakinya dan ketika tua menambahkan tongkat agar mampu berjalan lebih baik.
Sementara itu, raja Polibos (raja Korinthos yang disangka ayah oleh Oidipus) meninggal. Permaisurinya, Peiriboia memutuskan untuk membuka rahasia Oidipus. Ia menyuruh pembawa pesan memberitahu Oidipus di Thebes mengenai kematian Polibos dan asal-usul Oidipus.Karena teka-tekinya terjawab, Sphinx melempar dirinya sendiri dari tebing hingga tewas. Oidipus lalu diangkat menjadi raja Thebes dan menikahi Iokaste. Maka lagi-lagi ramalan kembali terpenuhi bahwa Oidipus menikahi ibunya. Hubungan Oidipus dan Iokaste melahirkan Polineikes, Eteokles, Ismene dan Antigone. Oidipus memerintah dengan adil dan bijaksana, Thebes makmur di bawah kepemimpinannya. Namun para dewa di Olimpus murka dengan hubungan ibua-anak yang telah dilakukan oleh Oidipus. Setelah dua puluh tahun Oidipus berkuasa, malapetaka menimpa Thebes: pertanian gagal, kelaparan melanda. Teiresias, seorang peramal berkata bahwa pembunuh Laios harus dibunuh atau dikucilkan supaya Thebes bebas dari murka para dewa.
Setelah mengetahui hal yang sebenarnya, Iokaste kaget dan merasa malu, sampai dia pun menggantung dirinya sendiri, sementara Oidipus menusuk matanya hingga buta. Ia menyerahkan tahta kepada putra-putranya lalu mengutuk mereka bahwa mereka akan terlibat perang saudara. Ia kemudian disuir dari Thebes dan mengasingkan diri.
Dulunya seorang raja, Oidipus kini adalah seorang pengemis buta yang berkelana tanpa tujuan. Dia ditemani putrinya, Antigone, yang memandu jalannya. Sementara putrinya yang lain, Ismene, memngabarkan pada Oidipus mengenai situasi di kerajaan.
Menurut penulis drama tragedi Atheba, Sofokles, Oidipus menghentikan pengembaraannya di Kolonos, dekat Athena. Dengan perlindungan Theseus, raja Athena, Oidipus dapat tinggal dengan tenang di Kolonos sampai akhir hayatnya. Theseus lalu memakamkan Oidipus di Kolonos dan membantu putri-putri Oidipus kembali ke Thebes.
Nama Oidipus kemudian diserap dalam psikologi, Oedipus Complex, yang merujuk pada seseorang yang mencintai/menyukai perempuan yang jauh lebih tua sebagai refleksi pemujaan dirinya terhadap figur ibu.
Akhilles
Akhilles adalah salah satu prajurit terhebat dalam mitologi Yunani. Ibu Akhilles adalah seorang Nereid atau nimfa laut. Setelah lahir, Akhilles dimandikan oleh ibunya di sungai Stix sehingga tubuhnya kebal kecuali tumitnya, yang tidak terkena air sungai Stix. Akhilles ikut berperang dalam Peang Troya. Di sana, dia membunuh Hektor, pangeran Troya dan putra tertua raja. Adik Hektor, Paris, membalaskan dendam kakaknya dengan memanah Akhilles dari dinding kota. Panah tersebut diarahkan oleh Apollo tepat pada tumit Akhilles sehingga Akhilles pun mati. Apollo melakukannya karena Akhilles pernah membunuh anak Apollo.
Odiseus
Odisseus merupakan raja Ithaka dan menikah dengan Penelope. Dia memiliki anak bernama Telemakhos. Dia ikut berperang dalam perang Troya dan memihak Yunani. Dia terkenal atas kecerdasan dan keerdikannya. Dewi Athena sering menolongnya.Odisseus adalah salah seorang pahlawan dalam cerita Odysseia.
Setelah sepuluh tahun berperang, pasukan Yunani masih kesulitan menembus benteng Troya, Odisseus kemudian memberi ide untuk membangun sebuah kuda raksasa yang bisa dimasuki para prajurit dan dgunakan untuk menyusup ke dalam kota. Idenya berhasil dan Troya pun bisa ditaklukan. Setelah perang, Odisseus dan anak buahnya meninggalkan Troya dengan tidak menghormati Poseidon sehingga Poseidon pun menghukum Odisseus. Odisseus harus melalui perjalanan selama sepuluh tahun sebelum kembali ke Ithaka. Dalam perjalanannya, dia membutakan mata Polifemos, anak Poseidon, dan Poseidon semakin marah padanya. Odisseus hampir tidak bisa pulang akibat kemarahan Poseidon tetapi untunglah ada dewi Athena yang membantu Odisseus sehingga setelah bertahun-tahun, Odisseus tetap bisa kembali ke Ithaka.